30 Des 2009

Tidak Boleh atau Memang Tidak Mau?

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari orang bersoloroh dengan
temannya mengatakan bahwa si A itu orang yang aseksual. Tetapi
sebenarnya maksud seloroh aseksual itu apa sih? Dan mengapa orang bisa
menjadi aseksual.

Istilah aseksual berkaitan dengan ketidakhadiran aktivitas seksual
atau kadar tanggapan seksual yang rendah. Persatuan sel-sel jantan dan
betina secara seksual (seperti sperma dan telur pada manusia)
merupakan inti dari reproduksi yang wajar di antara mamalia dan
kebanyakan spesies non-mamalia.

Namun, banyak organisme yang bereproduksi melalui cara-cara aseksual,
seperti pembentukan spora, berpucuk, atau pembelahan. Organisme yang
bereproduksi melalui cara ini tidak memiliki jenis kelamin.

Aseksualitas juga dapat berkenaan dengan tidak adanya ketertarikan
atau keterlibatan dalam seks pada spesies seksual. Beberapa aliran
keagamaan mengharuskan anggotanya dalam tingkatan tertentu untuk
menjauhkan diri dari seks.

Walaupun mungkin mereka memiliki rasa tertarik seksual yang normal,
mereka diharuskan bersumpah untuk tidak melakukannya. Dalam beberapa
waktu, tidak adanya keterlibatan dalam aktivitas seksual dapat
menyebabkan hilangnya ketertarikan seksual. Sumpah untuk menjauhi seks
dapat dilakukan diluar arena keagamaan, walaupun biasanya tergantung
waktu dan kondisi.

Ketidaktertarikan akan seks juga dapat diakibatkan oleh disfungsi
seksual: yaitu, kondisi psikologis atau organik yang menghambat
perilaku dan tanggapan seksual normal. Khususnya, dalam kasus ketidak-
tertarikan akan seks penuh, kondisi ini dapat di diagnosa sebagai
kelainan keinginan seksual.

Pada kelainan ini penderita tidak mempunyai fantasi seksual atau
keinginan melakukan seks yang tetap. Lebih jauh lagi, individu ini
menunjukkan keengganan yang kuat terhadap kontak kelamin baik
heteroseksual ataupun homoseksual. Sebagai tambahan, kegagalan yang
berkelanjutan dalam tanggapan seksual dapat menyebabkan penghindaran
dari seks atau situasi seksual. Hal ini dapat terjadi kapan saja dalam
usia kehidupan seseorang, namun cenderung terjadi lebih sering pada
kaum yang sudah berumur.

Kondisi seperti ini dapat memiliki akar emosional, atau dapat juga
memiliki penyebab organik. Seringkali mereka dapat diobati melalui
terapi seks dan/atau intervensi medis. Namun kelainan ini dapat juga
mencerminkan masalah-masalah psikologis kompleks yang sulit
disembuhkan. Sebagai tambahan, beberapa individu mungkin secara
biologis tidak mampu memiliki keinginan seksual atau terlibat dalam
aktivitas seksual dan walaupun merupakan anggota spesies seksual,
mereka merupakan aseksual. Namun hal ini merupakan kondisi yang langka
dan kebanyakan dari seksual disfungsi dapat diatasi dengan terapi
intervensi.

Banyak metode yang bisa dilakukan untuk terapi ini, dan mungkin
seorang seksolog akan meninjau masalah aseksual ini kasus per kasus.
Tidak semua masalah aseksual bisa disembuhkan hanya dengan satu metode
saja.